S&P Pangkas Utang Rusia Gegara Bayar Obligasi Pakai Rubel



Jakarta, CNN Indonesia

S&P Global Ratings, lembaga pemeringkat dunia, memangkas peringkat utang valuta asing (valas) Rusia menjadi selective default (gagal bayar selektif). Hal ini terjadi karena negara beruang merah itu membayar obligasi berdenominasi dolar AS memakai mata uang rubel.

Minggu (10/4), S&P menilai peningkatan potensi Rusia tak membayar utang obligasi kepada investor.

Maka dari itu, Rusia berpotensi menghadapi default eksternal (gagal bayar obligasi eksternal) pertama dalam lebih dari satu abad setelah membuat aturan untuk melakukan pembayaran obligasi internasional dengan mata uang rubel.

Meski begitu, S&P mengaku tetap menghormati dan memahami keputusan Rusia yang membayar kupon dan pokok atas obligasi berdenominasi dolar AS dalam bentuk mata uang rubel pada awal pekan ini.

“Saat ini kami tidak berharap bahwa investor akan dapat mengonversi pembayaran rubel tersebut menjadi dolar AS yang setara dengan jumlah yang seharusnya atau bahwa pemerintah akan mengubah pembayaran tersebut dalam masa tenggang 30 hari,” ungkap S&P dikutip dari Reuters.

S&P memproyeksi Rusia mendapatkan lebih banyak sanksi dalam beberapa minggu mendatang. Jika benar, maka hal itu akan membuat negara beruang merah kesulitan membayar utang obligasi kepada investor.

Sementara, Kementerian Keuangan Rusia berkata pihaknya akan melakukan segala cara untuk membayar utang pokok dan bunga obligasi kepada investor.

Sebelumnya, Rusia tak pernah mengalami gagal bayar utang luar negeri atau obligasi sejak 1917. Namun, potensi gagal bayar Rusia sudah di depan mata setelah melakukan invasi ke Ukraina.

(aud/chs)

[Gambas:Video CNN]


www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com