IDXChannel – Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun tajam pada perdagangan Kamis (13/6/2024), membuat emiten BUMN Karya tersebut menembus level terendah sepanjang masa (all-time low/ATL).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WIKA melemah 6,06 persen ke Rp93 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp1,73 miliar dan volume perdagangan 18,14 juta saham.
Ini menjadi penurunan keempat beruntun saham WIKA. Dus, dalam sepekan, saham WIKA terdepresiasi 16,22 persen dan dalam sebulan terkoreksi 31,11 persen.
Sementara, sepanjang 2024 (YtD), saham WIKA anjlok 54,39 persen.
Saham WIKA sempat menyentuh level ATL selama perdagangan intraday, yakni ketika turun ke Rp91 per saham. Ini menjadi harga paling rendah sejak WIKA melantai di bursa pada Oktober 2007.
Saham WIKA sendiri sempat mencapai level tertinggi (all-time high/ATH) pada 4 Februari 2015, yakni di angka Rp3.064 per saham.
Kini, saham WIKA tengah mengalami tekanan jual yang tinggi usai terbelit masalah pembayaran utang.
Per akhir kuartal I-2024 atau hingga 31 Maret 2024, total kewajiban (liabilitas) WIKA mencapai Rp56,24 triliun dengan total ekuitas hanya Rp4,64 triliun.
Rugi bersih perusahaan mencapai Rp1,13 triliun selama tiga bulan pertama di 2024, membengkak lebih dari 100 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp521,26 miliar.
Kontrak Baru
Kabar teranyar, WIKA mengantongi kontrak baru sebesar Rp5,5 triliun hingga April 2024. Dengan raihan tersebut, perseroan berencana melunasi sebagian obligasi senilai Rp50 miliar.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito berucap kontrak baru yang diraih telah memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan oleh WIKA, baik dari sisi pemberi kerja maupun skema pembayaran, dan diyakini pada pelaksanaannya nanti, proyek tersebut akan memberikan kontribusi berupa hasil usaha yang baik pada tahun-tahun mendatang.
Atas strategi yang telah diterapkan tersebut, lanjut Agung, perseroan terbukti mampu memiliki excess cash.
Seiring dengan itu, WIKA berencana untuk melakukan pelunasan sebagian sebesar Rp50 miliar pada Juni 2024 terhadap obligasi PUB I Tahap I Tahun 2020 Seri A yang telah dilakukan perpanjangan pada 18 Desember 2023 lalu.
Kontribusi terbesar raihan kontrak perseroan berasal dari segmen industri sebesar 41,71%, disusul dari segmen infrastruktur dan gedung, EPCC, properti dan investasi.
Sementara, dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA berasal dari BUMN dan Pemerintah, dengan skema pembayaran monthly progress.
Dari sisi operasi, WIKA turut mencetak milestone baru lewat groundbreaking proyek Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim Batam, yang berlangsung pada 30 Mei 2024.
WIKA dipercaya oleh PT Bandara Internasional Batam sebagai kontraktor utama dalam proyek rancang bangun pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, dengan perolehan nilai kontrak sebesar Rp2,1 triliun.
“Dalam proses pembangunannya, WIKA memiliki lingkup pekerjaan yang mencakup desain serta pembangunan terminal, sisi udara, sisi darat, dan instalasi MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing),” kata Agung dalam keterangan resminya, pada 3 Juni 2024.
Agung BW menyampaikan bahwa proyek ini sekaligus menjadi kesempatan baik bagi WIKA untuk berkontribusi menghadirkan karya konstruksi berkualitas di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga.
“Dengan dilaksanakan groundbreaking ini, perseroan berkomitmen untuk fokus melaksanakan pekerjaannya agar dapat selesai sesuai dengan target waktu dan mutu yang disepakati serta memberikan manfaat seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya kota Batam,” tutur Agung. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com