loading…
Seorang ibu di Sri Lanka mendampingi anaknya saat belajar dengan bantuan lampu minyak tanah akibat pemadaman listrik di Kolombo, Sri Lanka, Jumat (4/3/2022). AP Photo/Eranga Jayawardena
Dana Moneter Internasional (IMF) sedang mendiskusikan secara teknis terkait permintaan penjaman dari Sri Lanka guna menyelamatkan dari krisis. Sementara Bank Dunia sedang mempersiapkan paket bantuan darurat.
Baca Juga: Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China
IMF melaporkan diskusi yang sedang dibangun untuk memulihkan stabilitas makroekonomi di Sri Lanka. Sri Lanka perlu memperkuat jaring pengaman sosialnya serta melindungi orang miskin dan rentan dalam situasi krisis saat ini.
“Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka,” kata kepala misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki seperti dikutip Reuters, Selasa (26/4/2022).
Sri Lanka mengambil langkah-langkah untuk menjajaki restrukturisasi utang USD12 miliar dalam bentuk obligasi. Sabry sebelumnya berkata, pembicaraan dengan IMF difokuskan pada program Extended Fund Facility yang lebih tradisional, tetapi diperlukan pembiayaan pinjaman jangka pendek senilai USD3 miliar – USD4 miliar.
IMF telah berkata bahwa utang Sri Lanka perlu ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan sebelum dapat memberikan pinjaman baru. Proses ini memerlukan negosiasi panjang dengan Cina dan kreditur negara lainnya.
Juru bicara Bank Dunia menyatakan, paket tanggap darurat Bank Dunia termasuk USD10 juta yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan esensial. Kemudian dana yang berkaitan dengan proyek kesiapsiagaan kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung.
Bank Dunia berkata paket itu akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank yang ada dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan untuk anak-anak sekolah, dan bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan.
ekbis.sindonews.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh ekbis.sindonews.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com