Staf Menkeu Klaim Inflasi RI Jauh Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Jakarta, CNN Indonesia

Staf Khusus Menteri Keuangan RI Yustinus Prastowo mengklaim tingkat inflasi Indonesia masih lebih baik dibandingkan kondisi serupa yang terjadi di negara lain. Menurut Bank Indonesia Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

“Secara umum dari sisi neraca perdagangan, level inflasi kita jauh lebih baik dibanding banyak negara. Lalu cadangan devisa kita juga cukup mantap,” kata Yustinus dalam acara daring MNC Trijaya, Sabtu (1/10).

“Pengaruh inflasi yang presiden sudah wanti-wanti, kita buat tim pengendali inflasi sampai level daerah, dikoordinasikan terus secara nasional. Harapannya kita bisa meng-capture dampak-dampak kenaikan harga secara lebih dini karena sering kali penyebabnya karena ketiadaan pasokan,” imbuhnya.

Kendati demikian, Yustinus mengakui bahwa nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Hal itu menurutnya terjadi akibat jangka pendek dari kebijakan Bank sentral AS atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).

Ia kemudian menjelaskan bahwa kondisi melemahnya rupiah lumrah karena mata uang dollar AS akan menguat apabila terdapat kebijakan di negeri Paman Sam itu. Kondisi itu menurutnya masih menjadi tantangan bagi Indonesia namun masih bisa ditangani.

“Dan sebagai informasi, obligasi kita sekarang didominasi rupiah dan yang memegang itu WNI. Artinya dinamika mata uang global dampaknya ke kita relatif lebih rendah saat ini, karena nominal terbesar rupiah dan pemegangnya orang Indonesia. Artinya kita ini berhutang pada masyarakat dan hasilnya pun dinikmati rakyat Indonesia,” kata dia.

Lebih lanjut, Yustinus juga meminta publik optimis bahwa kendati Indonesia di tengah ancaman resesi global. Namun apabila melihat modalitas Indonesia, ia optimis tahun depan Indonesia dapat menorehkan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Ia melanjutkan pertumbuhan ekonomi semester I atau setidaknya Kuartal II masih bisa mencapai 5,44 persen dan itu menurutnya suatu hal yang positif. Ditambah menurutnya level pertumbuhan dan PDB sudah melalui masa pra pandemi, termasuk neraca perdagangan yang surplus dan cadangan devisa yang menguat.

“Kita masih punya cadangan untuk dapat impor sampai tujuh bulan ke depan. Ini artinya cukup bisa menjaga stabilitas, di samping beberapa hal yang kita pertajam dari sisi fiskal dan moneter kita,” ujar Yustinus.

(khr/ain)

[Gambas:Video CNN]


www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com