Setia dengan Kebijakan Bunga Rendah, Inflasi Turki Bakal Tembus 80 Persen

IDXChannel – Inflasi di Turki diperkirakan bakal terus melonjak hingga mencapai lebih dari 80 persen dalam beberapa bulan mendatang. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, inflasi Agustus lalu bahkan telah mencapai 80,2 persen.

Meski demikian, realisasi inflasi tersebut terhitung masih sedikit lebih rendah dibanding perkiraan para ekonom global, yang bahkan memprediksi inflasi Turki di Agustus lalu bakal menembus level 81,2 persen

Sebagaimana dilansir Bloomberg pada Senin (5/9/2022), kondisi sedikit lebih baik juga terjadi pada pertumbuhan harga, di mana dalam jajak pendapat para ekonom diperkirakan bakal mencapai dua persen, namun realisasi ‘hanya’ mencapai 1,5 persen saja.

“Inflasi yang agak lebih rendah dari perkiraan di Turki pada Agustus adalah berita baik bagi pemerintah dan bank sentral. Namun, dengan harga energi yang akan naik lagi memasuki bulan-bulan musim dingin, masalah inflasi yang tinggi belum terpecahkan,” ujar Kepala Strategi Pasar Negara Berkembang di SEB AB, Per Hammarlund, dalam laporan Bloomberg tersebut.

Sebagaimana diketahui, kenaikan inflasi mulai terjadi di Turki sejak musim gugur lalu, saat lira merosot dan bank sentral secara bertahap justru memangkas suku bunganya sebesar 500 basis poin, menjadi 14 persen. 

Inflasi Turki sebagian besar tetap stabil dalam satu digit tahun 2004 hingga 2016. Namun kebijakan pemerintah lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan pinjaman murah melalui suku bunga rendah, sehingga mengorbankan lira dan stabilitas harga, serta memicu putaran inflasi yang memuncak di tahun ini. 

“Kami memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang di tengah meningkatnya biaya energi dan setelah bank sentral memangkas suku bunga. Ini akan melihat level tahun-ke-tahun mencapai puncaknya pada bulan Oktober sebelum mundur ke 69% pada akhir tahun,” ujar salah satu ekonom yang turut serta dalam jajak pendapat Bloomberg, Selva Bahar Baziki.

Menurut survei bank sentral di bulan Agustus menyatakan bahwa responden mengantisipasi inflasi di atas 24 persen selama dua tahun ke depan. Sedangkan pemerintah Turki menaikkan pertumbuhan harga menjadi 65 persen pada 2022, dari posisi sebelumnya yang hanya 9,8 persen saja.

Pemerintah baru memperkirakan perlambatan menjadi sekitar 25 persen pada tahun depan. Bahkan hingga 2025 mendatang, posisi pertumbuhan harga diyakini tidak akan pernah bisa kembali ke level di bawah 10 persen.

Pejabat Turki masih menganggap kenaikan ini disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina yang mempengaruhi lonjakan global dalam biaya makanan dan komoditas.

Turki memiliki suku bunga negatif paling dalam di dunia ketika disesuaikan dengan inflasi. Lira turun 27 persen terhadap dolar AS, merupakan kinerja terburuk di pasar negara berkembang. 

Inflasi ritel di kota paling makmur di Turki, Istanbul, bulan lalu naik menjadi hampir 100% dari tahun sebelumnya. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com