IDXChannel – Saham emiten produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) kembali menguat signifikan pada perdagangan Selasa (8/10/2024), melanjutkan tren positif pekan lalu seiring dikabarkan dalam proses restrukturisasi utang senilai USD1,5 miliar (Rp23 triliun).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/10/2024), pukul 10.00 WIB, saham emiten BUMN tersebut meningkat 5,00 persen ke Rp168 per saham.
Nilai transaksi mencapai Rp7,03 miliar dan volume perdagangan 42,48 juta saham.
Sebelumnya, saham KRAS naik 4,72 persen pada Rabu (2/10) pekan lalu dan melesat 24,06 persen pada Kamis (3/10) lalu.
Volume perdagangan Kamis pekan lalu bahkan mencapai 351,2 juta saham, di atas rata-rata 20-hari (42 juta saham), mengindikasikan minat beli yang sangat tinggi.
Secara teknikal, saham KRAS tengah berusaha mengubah arah, dari downtrend sejak medio 2021 menuju ke arah uptrend. Ini terlihat dari saham tersebut menembus garis moving average 200-hari, sebuah sinyal awal perubahan tren.
Walaupun, tentu investor dan trader masih akan menantikan perkembangan kabar positif dari perusahaan ke depan. Sedikit saja kabar negatif bisa menggagalkan usaha panjang turnaround ini.
Diwartakan Bloomberg, Kamis (4/10/2024) lalu, upaya restrukturisasi utang senilai USD1,5 miliar Krakatau Steel menyoroti masalah operasional dan industri yang memperumit proses tersebut.
Pemerintah Indonesia sedang berupaya menyelesaikan kesepakatan restrukturisasi antara produsen baja terbesar di Indonesia dengan para kreditur pada Oktober, menurut laporan media tersebut pekan lalu.
Perusahaan milik negara tersebut dan bank-bank krediturnya baru-baru ini membahas perjanjian restrukturisasi induk, setelah kesepakatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya, menurut sumber Bloomberg.
Penurunan pendapatan, persaingan ketat dari impor baja murah China, serta meninggalnya Direktur Utama Krakatau Steel pada Rabu dapat memengaruhi negosiasi mengenai utang tersebut.
Perusahaan pelat merah ini mencatat kerugian bersih sebesar USD60 juta pada semester pertama 2024, meningkat dari USD37,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan turun menjadi USD444,7 juta dari USD984,6 juta, sebagian disebabkan oleh kebakaran pada 2023 di pabrik di Banten yang mengganggu produksi baja gulung panas.
Menurut catatan Bloomberg, tantangan yang dihadapi Krakatau Steel juga memengaruhi kepercayaan investor terhadap unitnya, PT Krakatau Posco, yang mengumpulkan USD700 juta melalui obligasi luar negeri awal tahun ini.
Pada 23 September, hanya empat bulan setelah obligasi tersebut diterbitkan, S&P Global Ratings menurunkan prospek unit ini menjadi negatif karena “tekanan harga” dan kinerja yang “volatil.”
“Kami melihat dampak berkelanjutan dari impor baja agresif China di Asia di tengah kekhawatiran kelebihan kapasitas dan lemahnya permintaan baja domestik di China,” kata Nomura dalam catatannya tentang penurunan peringkat S&P, dikutip Bloomberg.
Sebelumnya, Krakatau Steel mengungkapkan pada November, perusahaan sedang dalam pembicaraan restrukturisasi utang, dan diskusi dengan bank terus berlanjut sejak saat itu. Kebakaran pabrik disebut sebagai alasan utama kebutuhan restrukturisasi ini.
Bukan kali pertama Krakatau Steel berupaya merestrukturisasi utangnya. Pada awal 2020, perusahaan mencapai kesepakatan dengan 10 kreditur, yang menghasilkan penghematan sekitar USD685 juta.
Pemerintah telah memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing Krakatau Steel, termasuk seruan Presiden RI Joko Widodo untuk mengurangi impor dan memberikan bantuan langsung sebesar Rp3 triliun.
Namun, perusahaan kembali mencatat kerugian pada 2023 setelah tiga tahun mencatat keuntungan. Hingga kini, menurut data yang diolah Bloomberg, Krakatau Steel telah mencatat kerugian tahunan dalam sembilan dari 12 tahun terakhir. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com