Perusahaan Kripto di Luar Negeri Mulai Gugur, Bagaimana Nasib di RI?

Jakarta, CNN Indonesia

Industri kripto di luar negeri perlahan-lahan mulai runtuh. Harga mata uang digital itu terus tergerus dalam beberapa pekan terakhir.

Akibatnya, satu per satu platform kripto tak sanggup bertahan dan mulai mengajukan pailit.

Baru-baru ini, perusahaan kripto Celsius mengajukan bangkrut dengan menggunakan Undang-undang Kepailitan AS Bab 11. Artinya, perusahaan ingin meminta perlindungan untuk tetap beroperasi meski berstatus pailit.

Dalam pernyataannya, Celsius masih berupaya menstabilkan bisnisnya dengan restrukturisasi melalui cara yang memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.

Laporan CNBC menunjukkan Celcius memiliki kas senilai US$167 juta untuk mendukung operasi sementara itu. Pengacara perusahaan sebelumnya memberi tahu regulator negara bagian AS terkait langkah tersebut.

Selain Celcius, platform kripto lainnya yang dilanda kebangkrutan adalah Voyager Digital Ltd, pialang kripto asal Kanada, yang juga mengajukan perlindungan kebangkrutan akibat volatilitas pasar kripto dan jatuhnya hedge fund yang meminjam dana ke perusahaan.

Kemudian, ada Three Arrows Capital (3AC) dan Vauld, dua platform kripto asal Singapura yang juga terkena imbas dalam industri kripto.

Kondisi tiga perusahaan itu tentu saja membuat investor kripto ketar ketir. Tak terkecuali di Indonesia. Namun, apa benar perusahaan kripto di Indonesia juga ikut runtuh?

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya menjelaskan sebetulnya investor kripto dalam negeri masih bisa bernafas lega.

Pasalnya, perusahaan platform kripto di Indonesia masih cukup bertahan. Meskipun, dari sisi nilai transaksi menurun 50 persen pada semester I 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Ia berucap penurunan ini terjadi hampir di semua produk investasi baik dalam maupun luar negeri.

“Betul (masih aman) dan biro pengawasan Bappebti selalu rutin mengecek laporan keuangan setiap perusahaan untuk tetap menjaga ekuitas modalnya serta mengawasi laporan transaksi dan kegiatannya,” kata Tirta kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/7) malam.

Mengutip laman tokocrypto.com, ada lima calon pedagang fisik aset kripto dengan nilai transaksi tertinggi.

Posisi pertama diraih oleh Tokocrypto dengan nilai transaksi mencapai Rp95 triliun pada Januari-Mei 2022. Urutan itu disusul Indodax dengan nilai transaksi sebesar Rp75 triliun, Pintu Rp10 triliun, Rekeningku Rp8 triliun dan Zipmex Rp1 triliun.

CEO Indodax Oscar Darmawan menegaskan investor dalam negeri tidak perlu khawatir. Pasalnya, pertumbuhan ekosistem investasi kripto di Indonesia, baik dari sisi pelaku industri, konsumen, asosiasi maupun stakeholder masih sangat baik.

“Rencana pemerintah yang akan membuat regulasi kripto, pembuatan bursa kripto, sampai sambutan pemerintah terhadap investasi ini atau blockchain, NFT, metaverse juga bagus dan semakin menunjukkan dampak positif,” kata Oscar.

Indodax, sambungnya, sangat yakin jika pelaku industri kripto akan terus tumbuh, karena melihat jumlah investor dalam negeri yang terus naik setiap hari.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra juga berucap perusahaan kripto di Indonesia masih relatif aman.

Pasalnya, pedagang kripto yang terdaftar di Bappebti tidak menggunakan model bisnis seperti Celcius yang menjalankan bisnis kripto yang tidak terbatas hanya jual beli aset, tapi melebar ke bisnis pembiayaan proyek kripto, dan menjanjikan return ke investornya.

“Jadi pedagang kripto yang terdaftar di Bappebti yang hanya menjalankan model bisnis jual beli aset kripto masih akan aman di tengah gejolak harga kripto, karena hanya sebagai mediator saja,” jelas Ariston.

Kecuali, imbuhnya, bila pedagang kripto tersebut ikut menjadi trader dan menjanjikan return, berarti pedagang itu memiliki resiko pasar yang suatu saat bisa merugikan perusahaan.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong menambahkan industri kripto di Indonesia masih bisa berkembang. Terlebih jika market crypto kembali pulih.

Menurutnya, perusahaan kripto di luar negeri yang mengajukan pailit tampaknya bukan hanya sekedar broker.

“Di sini mayoritas itu brokerage house murni. Tapi masalahnya, dengan collapse harga kripto, apakah masih bisa menarik untuk traders? Dengan cepatnya bermunculan trading brokers, persaingan akan semakin berat,” kata Lukman.

Sementara itu, Analis PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi justru menilai kondisi industri kripto di dalam negeri tengah tiarap.

“Indonesia juga sebetulnya kalau saya lihat sampai sekarang diam kan, tidak ada hiruk pikuk seperti saat harga koin naik. Artinya perusahaan kripto di Indonesia kemungkinan besar mereka tiarap,” kata Ibrahim.

Menurutnya, kebangkrutan yang terjadi di perusahaan platform kripto luar negeri cukup wajar mengingat harga aset yang terus turun. Apalagi dalam waktu dekat bank sentral AS The Fed akan mengumumkan rencana kenaikan suku bunga acuannya.

“Ini baru Juli, belum Agustus dan September. Kenaikan suku bunga ini membuat banyak perusahaan mengajukan kebangkrutan,” katanya.

Kenaikan suku bunga acuan itu akan berdampak pada penurunan harga aset termasuk kripto. Ia memprediksi, harga bitcoin bisa saja akan menyentuh US$16 ribu per keping.

Saat ini, imbuhnya, harga kripto nomor satu itu sudah turun sekitar 60 persen-an dari harga tertinggi US$69 ribu per keping.

“Sekarang kan US$18 ribuan, bisa saja ke depan turun 80 persen sampai di level US$16 ribu per keping.”

Dalam hal ini, Ibrahim berucap belum adanya perusahaan platform di Indonesia yang mengajukan pailit bukan berarti kondisi industri kripto dalam negeri baik-baik saja.

“Indonesia memang belum ada yang mengajukan pailit di Bappebti, karena kan mereka baru calon, calon pedagang, belum resmi. Biasanya 3 bulan sekali Bappebti akan umumkan nasabah yang transaksi di aset kripto. Tapi sampai sekarang belum ada, jadi bisa saja, aset kripto di Indonesia stagnan,” imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/sfr)


www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com