Penguatan Dolar Bisa Ancam Pasar Saham dan Laba Perusahaan

IDXChannel – Para analis pasar mengeluarkan peringatan atas penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mungkin akan menjadi hambatan lain bagi saham-saham AS saat berjuang melawan kerugian pada September.

Diwartakan Market Watch, Senin, (25/9/2023), penguatan dolar yang cepat menjadi masalah bagi banyak perusahaan multinasional besar AS.

Dolar yang lebih kuat membuat barang-barang mereka lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. Dan pendapatan yang diperoleh di luar negeri akan kurang bernilai dalam laporan pendapatan mereka.

Indeks dolar yang melacak sejumlah mata uang pada perdagangan hari ini (27/9) mengalami penguatan lanjutan di level 106,28 naik 0,05 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

“Sejak awal Agustus, USD (dolar AS) telah naik di atas rata-rata level [kuartal kedua]. Itu berarti bagi korporasi, USD beralih kembali dari tailwind ke headwind,” kata Andrew Greenebaum dari Jefferies, dalam catatannya pada hari Sabtu.

Dolar AS melemah pada tahun 2022 karena imbal hasil Treasury melonjak sebagai respons terhadap serangkaian kenaikan suku bunga agresif bank sentral The Federal Reserve.

Indeks dolar kala itu yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi dalam 20 tahun pada September tahun lalu, namun kemudian turun tajam.

Pada September tahun lalu, indeks DXY sempat menembus 111,53. Namun, kinerja dolar terus turun ke level terendah di bawah 100 pada Juli.

Penguatan Dolar Alarm Bagi Pasar

Pergerakan dolar sangat berdampak bagi kinerja indeks-indeks saham, utamanya yang melantai di bursa Wall Street. Wall Street berakhir turun lebih dari 1 persenpada perdagangan Selasa (26/9) waktu setempat. Penurunan ini karena kenaikan imbal hasil Treasury 10-tahun yang mempertahankan level tertinggi dan dolar yang terus perkasa.

Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik di atas 4,5 persen, melampaui nilai tertinggi di bulan Oktober 2007 pada perdagangan kemarin.

Di pasar saham, mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 388,00 poin, atau 1,14 persen menjadi 33.618,88, S&P 500 kehilangan 63,91 poin, atau 1,47 persen, menjadi 4.273,53 dan Nasdaq Composite turun 207,71 poin, atau 1,57 persen menjadi 13.063,61.

Dalam sebulan indeks Dow Jones Industrial Average telah menurun 2,72 persen, S&P 500 mencatatkan penurunan 3,6 persen dan Nasdaq Composite turun paling dalam 4,68 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

S&P 500 SPX mengalami titik terendah pasar bearish pada bulan Oktober tahun lalu, dan melanjutkan relinya selama musim dingin dan musim semi.

Sejak akhir Juli, saham-saham Wall Street mengalami kemunduran, dengan acuan saham-saham berkapitalisasi besar turun sekitar 5,5 persen dari level tertinggi 2023 pada 31 Juli lalu.

www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com