IDXChannel – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengeklaim capaian kinerjanya cukup moncer di sepanjang semester I-2023 lalu.
Capaian tersebut tak lepas dari pendekatan strategi yang tepat, meski kondisi pasar dinilai cukup menantang, dengan tren tingkat suku bunga yang masih tinggi.
Di tengah tekanan tersebut, SRTG mampu mempertahankan rasio biaya dan utang yang sehat dengan biaya operasional sebesar 0,5 persen dari NAV dan loan to value sebesar 1,1 persen.
“Selain dari arus kas yang kuat, kondisi ini juga dapat tercapai karena Saratoga senantiasa menjalankan strategi dengan prinsip kehati-hatian dalam operasional dan pengelolaan modal,” ujar Direktur Keuangan SRTG, Lany D. Wong, dalam keterangan resminya, Sabtu (29/7/2023).
Di tengah tingkat suku bunga yang masih tinggi, menurut Lany, Saratoga berhasil menurunkan beban bunga di semester I-2023 sebesar 53 persen dibanding capaian pada periode sama tahun lalu.
Upaya menekan beban bunga dilakukan lewat inisiatif perusahaan yang cukup intensif dalam melakukan pengurangan utang.
“Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp507 miliar, (menurun) dibandingkan Rp688 miliar pada akhir 2022,” tutur Lany.
Lany menjelaskan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba/rugi perusahaan. Namun, Lany menegaskan bahwa nilai kerugian yang tercatat pada semester I-2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba/rugi.
“Perlu dipahami bahwa sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market,” ungkap Lany.
Dengan posisi likuiditas perusahaan yang kuat, lany mengaku optimistis bahwa strategi investasi dapat di eksekusi secara optimal dan memberikan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham, baik melalui peningkatan nilai NAV perusahaan maupun distribusi dividen.
Lany mengungkap bahwa nilai investasi portofolio Saratoga yang sudah listed (Tbk) dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas.
“Saratoga senantiasa siap dengan strategi yang komprehensif dan terukur untuk menghadapi situasi yang menantang,” tegas Lany. (TSA)
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com