IDXChannel – Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat ke level Rp15.612 per USD pada perdagangan Jumat (6/10/2023). Mata uang Garuda menguat tipis 5 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp15.618 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, berucap indeks dolar AS diperdagangkan lebih tinggi pada Jumat, menjelang rilis data nonfarm payrolls bulanan AS yang dapat memengaruhi kebijakan Federal Reserve.
“Laporan ketenagakerjaan bulan September akan dirilis pada sesi ini, dan diperkirakan menunjukkan bahwa 170.000 pekerjaan diciptakan pada bulan tersebut, turun sedikit dari bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran diumumkan pada saat yang sama, dan diperkirakan akan turun menjadi 3,7% dari 3,8% pada bulan Agustus,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (6/10/2023).
Minggu ini merupakan minggu yang beragam untuk data pasar tenaga kerja, dimulai dengan lowongan pekerjaan yang lebih tinggi dari perkiraan pada akhir Agustus, kemudian angka gaji swasta dari ADP lebih rendah dari perkiraan.
Klaim pengangguran pada hari Kamis meningkat dari minggu sebelumnya tetapi sedikit di bawah ekspektasi.
Meskipun demikian, data secara umum cukup tangguh, memperkuat retorika The Fed mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga menyebabkan imbal hasil Treasury AS melonjak dan dengan demikian mendukung dolar.
Selain itu, Mata uang tunggal eropa terbantu oleh berita bahwa pesanan industri Jerman naik lebih dari perkiraan pada bulan Agustus, naik sebesar 3,9%, peningkatan yang signifikan dari revisi penurunan bulan Juli sebesar 11,3%.
Dari sisi sentimen internal, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2023 mencapai USD134,9 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut turun USD2,2 miliar jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya yang sebesar USD137,1 miliar. Penurunan cadangan devis aini sesuai dengan ekspektasi para analis.
“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 tetap tinggi sebesar USD134,9 miliar, meski menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Agustus 2023 sebesar USD137,1 miliar,” ujar Ibrahim.
Sedangkan Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2023 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Langkah stabilisasi tersebut sebagai langkah untuk mengantisipasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Dipicu Capital Outflow BI pun menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com