Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo berucap alasan utama bank sentral menaikkan suku bunga adalah mengendalikan tingkat inflasi.
Menurut Perry, meski saat ini inflasi inti masih terpantau aman, antisipasi harus dilakukan sejak awal.
“Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loading, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran pada paruh kedua 2023,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/9).
Perry menjelaskan kenaikan suku bunga dilakukan sejak awal atau front loading, karena BI tak ingin kebobolan menunggu hingga inflasi melonjak tajam seperti negara lain.
Menurutnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif angkutan akan memberikan dampak setidaknya hingga tiga bulan ke depan. Sehingga, jika tak diantisipasi sejak dini, kemungkinan tekanan inflasi lebih tinggi bisa terjadi.
Lagipula, kata Perry, dampak kebijakan moneter biasanya membutuhkan waktu lama untuk bisa transisi ke masyarakat. Setidaknya membutuhkan waktu selama empat kuartal.
“Perlu melakukan sejak sekarang agar ekspektasi inflasi yang sudah meningkat menurun, agar dampak second around tidak terlalu tinggi dan terkendali,” jelasnya.
“Itu kenapa kenaikan suku bunga 50 bps untuk secara front loaded besar di awal, pre-emptive sebelum kejadian dan melihat ke depan ekspektasi inflasi dengan waktu jeda 4 kuartal dari dampak inflasi dan itu pertimbangan yang kita lakukan,” imbuhnya.
Selain itu, langkah kenaikan suku bunga dengan front loaded besar di awal juga untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. Saat ini, rupiah memang mengalami tekanan akibat berbagai risiko di pasar keuangan global.
“Dengan kenaikan BI rate kita harapkan nilai tukar rupiah akan kembali ke fundamentalnya, karena CAR (Capital Adequacy Ratio) rendah, neraca pembayaran baik, nilai tukar rupiah harusnya menguat. Jadi ini juga untuk memperkuat intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah,” paparnya.
Tak hanya itu, Perry juga berharap kenaikan suku bunga ini bisa membuat aliran modal asing masuk ke tanah air makin tinggi. Sebab, kenaikan bunga BI akan mendorong kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN).
“Oleh karena itu, operasi twist dengan penjualan SBN naik dan portofolio asing kembali masuk dan memperkuat nilai tukar. Jadi untuk meningkatkan daya tarik imbal asing SBN, agar portofolio kembali masuk dan memperkuat rupiah,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/sfr)
www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com