IDXChannel – Harga minyak menguat terbatas pada Selasa (31/10/2023), setelah turun lebih dari 3 persen pada Senin (30/10), seiring kekhawatiran terhadap pasokan yang dipicu oleh konflik di Timur Tengah dan mengimbangi data ekonomi China yang suram.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 0,68 persen di level USD82,87 per barel sementara minyak mentah Brent naik 0,77 persen di level USD88,12 per barel per pukul 14.00 WIB.
Meski demikian, secara bulanan minyak WTI masih tertekan 5,03 persen dan minyak Brent turun2,67 persen.
Harga minyak sempat jatuh pada Senin (30/10) karena investor semakin berhati-hati menjelang pertemuan The Federal Reserve (The Fed) AS pada Rabu esok, meskipun ada peningkatan serangan Israel terhadap Gaza.
“Meskipun mereka melakukan serangan darat, mereka juga mundur dengan sangat cepat dan Iran saat ini hanya menggunakan pencegahan verbal. Jika hal ini berkembang menjadi invasi besar-besaran dan ada keterlibatan Iran, kekhawatiran akan berkurangnya pasokan bisa muncul kembali,” kata Leon Li, analis di CMC Markets yang berbasis di Shanghai.
Sementara dalam sebuah catatan, analis ING berkata gangguan terhadap aliran minyak Iran tetap menjadi risiko paling nyata bagi pasar.
Pasokan minyak yang hilang tersebut bisa berkisar antara 500.000 barel per hari (bpd) dan 1 juta barel per hari jika Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi tegas.
Di China, data aktivitas manufaktur dan non-manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan memicu kekhawatiran akan melambatnya permintaan bahan bakar dari konsumen minyak nomor dua terbesar dunia tersebut.
Indeks manajer pembelian resmi China meleset dari perkiraan dan turun kembali di bulan ini. PMI Non-Manufaktur NBS resmi China turun menjadi 50,6 pada Oktober 2023 dari 51,70 pada bulan sebelumnya.
Ini merupakan ekspansi bulan kesepuluh berturut-turut di sektor jasa, namun merupakan yang terlemah secara berturut-turut, di tengah penurunan tajam dalam pesanan baru mencapai 46,7 dibanding 47,8 di bulan September. Sementara penjualan luar negeri melemah 49,1 dibanding bulan sebelumnya sebesar 49,4. Adapun indeks lapangan kerja tercatat 46,5 dibanding 46,8 bulan sebelumnya. Pada saat yang sama, indeks waktu pengiriman meningkat dari level terendah 8 bulan di bulan September mencapai 52,0 dibanding 51,3.
Dari segi harga, biaya input turun untuk pertama kalinya dalam empat bulan mencapai 49,7 dibanding 52,5. Sementara harga jual turun setelah meningkat pada dua bulan sebelumnya mencapai 48,6 dibanding 50,3.
Harga minyak sempat mendapat dukungan di tengah kekhawatiran terhadap prospek ekspor minyak mentah dari Venezuela namun dibayangi hasil ketidakpastian pemilu.
Namun, sentimen kembali bergeser pada konflik Timur Tengah dan prospek kenaikan suku bunga.
Di tempat lain, Bank Dunia memperkirakan harga minyak global akan mencapai rata-rata USD90 per barel pada kuartal keempat tahun ini, dan turun menjadi rata-rata USD81 per barel pada tahun depan jika tidak terjadi peningkatan konflik di Timur Tengah.
Namun, jika kekerasan menyebar di wilayah tersebut dan mengganggu pasokan minyak, harga minyak bisa melonjak sebanyak 75 persen menjadi USD157 per barel berdasarkan skenario terburuk yang dibuat oleh Bank Dunia. (ADF)
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com