NEW YORK – Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di akhir perdagangan Selasa. Kurs dolar AS turun karena kemajuan pembicaraan damai Rusia dengan Ukraina. Hal ini pun membuat euro menguat dan mengurangi daya tarik mata uang safe-haven greenback.
Rusia berucap bahwa mereka akan mengurangi operasi militer di sekitar ibu kota Ukraina dan utara. Sementara Kyiv mengusulkan untuk mengadopsi status netral dalam langkah-langkah membangun kepercayaan yang merupakan tanda-tanda pertama kemajuan menuju negosiasi perdamaian.
Indeks dolar yang telah naik sebanyak 3,4% sejak Rusia menginvasi Ukraina, turun 0,596% menjadi 98,496. Hal ini karena para pedagang melirik mata uang yang dianggap lebih berisiko.
Baca Juga: Dolar AS Sentuh Level Tertinggi terhadap Yen Jepang
“Selera risiko telah kembali dan saya pikir Anda melihat potensi titik balik besar dalam perang di Ukraina karena Rusia memberi sinyal bahwa pembicaraan telah konstruktif dan ada harapan bahwa mungkin ada gencatan senjata,” kata Analis Senior Oanda, Edward Moya, dikutip dari Antara, Rabu (30/3/2022).
Euro menguat 0,81% pada USD1,1076, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 17 Maret.
“Euro hari ini menikmati reli bantuan yang dibangun di atas pembicaraan damai yang konstruktif, minyak yang lebih rendah, dan ekspektasi bahwa data zona euro minggu ini dapat memperkuat kasus bagi ECB (Bank Sentral Eropa) untuk menaikkan suku bunga,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo.
Setiap langkah menuju gencatan senjata atau kesepakatan damai potensial di Ukraina akan mendukung euro, karena Eropa terlihat menderita pukulan ekonomi yang signifikan dari konflik, yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari dan membuat harga-harga energi melonjak.
Angka inflasi anggota zona euro untuk Maret akan mulai bergulir pada Rabu, dengan rilis gabungan pada Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Dolar AS Terkejut dengan Keputusan The Fed
Greenback turun 0,89% terhadap yen menjadi 122,83 yen. Mata uang Jepang telah jatuh ke level terendah sejak 2015 pada Senin (28/3/2022).
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki berucap pemerintah akan mengawasi pergerakan mata uang untuk mencegah pelemahan yen yang “buruk” yang merugikan perekonomian.
“Sementara komentar dari pejabat Jepang semalam tidak mungkin membalikkan tren pelemahan yen dengan sendirinya, mereka setidaknya harus membantu memperlambat laju cepat penjualan yen baru-baru ini,” Lee Hardman, analis mata uang di MUFG, berucap dalam sebuah catatan untuk klien.
economy.okezone.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh economy.okezone.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com