IDXChannel – BYD menyalip Tesla sebagai perusahaan mobil listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia pada kuartal terakhir 2023. Perusahaan berbasis China tersebut menjual sejumlah model kendaran listrik, khususnya mobil pada tahun lalu.
Melansir CNN International, Tesla mengirimkan sebanyak 484.507 unit kendaraan pada periode Oktober-Desember 2023. Tak mau kalah, BYD juga mengirimkan 525.409 mobil listrik baterai pada periode yang sama.
Meski demikian, Tesla berhasil mencapai target penjualan sebanyak 1,8 juta unit dalam setahun. Pabrikan asal Amerika Serikat (AS) tersebut juga masih mengungguli BYD dalam hal penjualan secara tahunan.
Tahun lalu, BYD mengirimkan 3,02 juta unit, termasuk 1,4 juta mobil plug-in hybrid. Tahun ini, BYD menjual 1,57 juta kendaraan listrik, naik 73 persen dibandingkan 2022. BYD juga mengirimkan 1,44 juta kendaraan hibrida.
Meski penjualan Tesla lebih besar, namun ini berarti kesenjangan jumlah produksi mobil listrik Tesla dengan rivalnya di China tersebut hanya tinggal sekitar 230 ribu unit pada 2023. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan 400 ribu unit pada tahun 2022.
Tesla dan BYD memang bersaing ketat sepanjang 2023. Keduanya memangkas harga untuk merebut pangsa pasar, khususnya di China.
“Pertarungan ini akan berdampak pada margin kedua perusahaan, namun BYD merasa bahwa ini diperlukan untuk meningkatkan pangsa pasar dan pengakuan publik,” kata kata Susannah Streeter dari Hargreaves Lansdown, dilansir dari Reuters pada Rabu (3/1/2024).
Pertumbuhan pesat BYD, yang juga didukung oleh investasi sang legenda pasar saham AS Warren Buffett, merupakan simbol kebangkitan industri kendaraan listrik di China
Negeri Tirai Bambu ini mengalami kemajuan pesat dalam peralihannya ke kendaraan listrik, berkat dukungan kuat pemerintah terhadap industri ini.
Produsen kendaraan listrik China juga aktif memasuki pasar Eropa dan kini berhasil bersaing dengan merk utama otomotif Eropa seperti Volkswagen dan Renault. Para pengambil kebijakan di Uni Eropa bahkan telah meluncurkan penyelidikan terhadap subsidi pemerintah China.
Meski demikian, Beijing telah menetapkan target setidaknya 20 persen mobil baru yang dijual setiap tahun di China pada 2025 adalah kendaraan energi baru (New Energy Vehicle/NEV). Sejumlah kendaraan listrik ini mencakup BEV, hibrida plug-in, dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen. Pada 2035, pemerintah China bahkan berambisi bahwa NEV harus menjadi “arus utama” penjualan mobil baru.
Outlook EV di 2024
Melansir Euromonitor, 2024 diharapkan menjadi tahun yang menarik bagi industri kendaraan listrik (EV).
Dalam perkiraan Mobilitas Euromonitor, sebanyak 25 persen dari seluruh registrasi mobil penumpang baru diperkirakan akan menggunakan jenis kendaraan listrik pada tahun ini dan melebihi penjualan 17 juta unit secara global.
Euromonitor juga melihat sejumlah tren untuk pasar EV tahun ini. Pada 2024, penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan terus melambat karena produsen mobil berjuang untuk memindahkan transisi kendaraan listrik dari pengguna awal ke pasar massal.
Melambatnya pertumbuhan penjualan sudah terlihat jelas pada tahun 2023. Menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), penjualan kendaraan listrik (atau kendaraan listrik hibrida plug-in) dari tahun ke tahun pada September 2023 turun lebih dari dua kali lipat dibandingkan penjualan tahun sebelumnya.
Selain itu, tantangan makroekonomi akan semakin menekan permintaan EV karena suku bunga yang lebih tinggi bisa mengurangi minat konsumen terhadap pembiayaan kendaraan listrik.
Biaya telah menjadi hambatan utama, karena harga kendaraan listrik masih jauh lebih mahal dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal, terutama di Eropa dan Amerika Utara.
Menurut survei Euromonitor, Voice of the Consumer: Mobility Survey, sebanyak 65 persen responden global menahan diri untuk membeli kendaraan listrik karena harganya yang mahal.
Hal ini diperkuat dengan data Statista, di mana harga rata-rata global per kendaraan listrik diperkirakan meningkat antara tahun 2023 dan 2028 sebesar total USD0,4 ribu (+0,76 persen). Harga kendaraan listrik diperkirakan mencapai USD53,13 ribu pada 2028. (Lihat grafik di bawah ini.)
Produsen mobil pada 2024 juga perlu meninjau kembali strategi penetapan harga agar dapat melayani pasar massal dengan lebih baik.
Beberapa pelaku industri telah melakukan pemotongan harga yang cukup besar pada 2023 untuk memikat pembeli baru dan hal ini kemungkinan akan berlanjut pada 2024 seiring dengan meningkatnya persaingan.
Selain itu, peningkatan kenyamanan dan akses akan semakin membantu mengurangi beberapa kendala yang sudah lama ada. Di antaranya terkait pengisi daya kendaraan listrik seperti pasokan pengisi daya, waktu pengisian daya yang berlebihan, dan keandalan mobil listrik yang masih diragukan konsumen. (ADF)
www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com