Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut potensi kenaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di Desember 2023 masih perlu kalkulasi.
Perry mulanya menceritakan alasan BI mengerek suku bunga 25 basis point (bps) menjadi 6 persen pada Oktober 2023 lalu. Ia menyebut langkah ini diambil untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
“Jamu utamanya kan intervensi, tapi kalau intervensi saja tekanan global kan sangat luar biasa. Ingat, dollar index bulan lalu sampai 107. Kita tidak tahu apakah (naik) ke 110 atau (turun) ke 105, kita enggak tahu, susah diukur,” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (23/11).
“Oleh karena itu, preemptive (pencegahan) saja dengan tidak hanya intervensi, tapi menaikkan suku bunga bulan lalu. Nah, bulan ini setelah kita ukur-ukur Fed Fund Rate (FFR) masih naik enggak? Ada probabilitasnya Desember (2023) naik,” sambung Perry.
Meski begitu, Perry berkaca pada Federal Open Market Committee (FOMC) tampak probabilitas bank sentral AS menaikkan suku bunga itu menurun. Jika sebelumnya ia menghitung ada di level 40 persen, kini kemungkinannya tinggal 10 persen.
Itulah yang menjadi dasar BI mempertahankan suku bunga 6 persen pada November 2023 ini. Namun, pada akhir tahun nanti ia menyebut masih harus dihitung kembali beberapa faktor yang muncul.
“Karena memang ekonomi AS masih cukup kuat. Inflasinya sudah turun, tapi lambat, lelet. Di sisi lain, kebutuhan utangnya melonjak, yield tinggi. Tapi sejauh ini sampai informasi hari ini suku bunga 6 persen konsisten dengan pencapaian inflasi tahun depan 3,2 persen dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Bulan depan kita assess lagi, risk off atau risk on,” tandas Perry.
Berdasarkan catatan, BI selalu menaikkan suku bunga sejak Agustus hingga Desember 2022 sampai ke level 5,5 persen. Kemudian, bank sentral menahan BI7DRR sebelum menaikkan 25 bps ke level 6 persen pada Oktober 2023 dan menahannya kembali pada bulan ini.
[Gambas:Video CNN]
(skt/sfr)
www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli
Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com