Apa Itu Suku Bunga Acuan The Fed? Simak Definisi, Cara Kerja, dan Dampaknya

IDXChannel—Secara sederhana, suku bunga acuan The Fed atau Federal Funds Rate (FFR) adalah suku bunga antarbank yang ditetapkan sebagai biaya pinjam-meminjam dana cadangan perbankan Amerika Serikat yang ditempatkan di bank sentralnya. 

Suku bunga acuan The Fed kerap menjadi salah satu dasar pertimbangan utama bagi bank-bank sentral di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk mengevaluasi penetapan suku bunga acuan di negaranya masing-masing. 

Ketika The Federal Reserve System menaikkan suku bunga acuannya, umumnya bank-bank sentral di negara lain akan mengikuti. Dilansir dari ugm.ac.id (13/6), salah satu institusi keuangan yang menjadikan suku bunga acuan The Fed sebagai pertimbangan utama adalah London Interbank Offer Rate (LIBOR). 

Bagaimana cara kerja suku bunga acuan The Fed dan bagaimana bank sentral menetapkan besarannya? Dihimpun dari beragam sumber, simak ulasannya berikut ini. 

Suku Bunga Acuan The Fed: Cara Kerja dan Seluk-beluknya 

Seperti definisi di atas, suku bunga acuan The Fed ada suku bunga antarbank yang berlaku pada transaksi pinjam dan meminjam dana cadangan perbankan di bank sentral Amerika Serikat. Mengapa demikian? 

Berdasarkan penjelasan Investopedia, secara hukum perbankan di Amerika Serikat harus memiliki dan menyimpan dana cadangan dengan proporsi sesuai besaran deposit yang mereka simpan di rekening Federal Reserve Bank (bank sentral). 

Dana cadangan yang disimpan di bank sentral ini disebut sebagai reserve requirement atau cadangan persyaratan. Institusi keuangan diwajibkan untuk memiliki dana cadangan ini untuk menjaga likuiditas, juga agar institusi tersebut mempunyai cukup dana untuk memenuhi kebutuhan tarik tunai dan kewajiban lain. 

Institusi yang memiliki saldo melebihi minimum persyaratan di rekening cadangan ini, dapat meminjamkan dana tersebut—tanpa agunan—ke institusi lain yang tengah membutuhkan dana. Transaksi inilah yang dikenakan suku bunga. 

Siapakah yang pelaku pasar Federal Funds ini? Banyak pihak yang meminjam dan meminjamkan dana cadangannya di sini, misalnya perbankan komersial, lembaga simpan-pinjam, cabang bank asing yang beroperasi di AS, badan federal, dan perusahaan sekuritas. 

Dilansir dari ugm.ac.id (13/6), lembaga keuangan dengan ukuran relatif kecil dan punya akumulasi cadangan berlebih misalnya, dapat meminjamkan dana berlebih itu kepada bank-bank regional dan bank-bank besar. Biasanya, badan federal yang punya dana berlebih yang menganggur juga dipinjamkan ke pasar Federal Funds. 

Pihak yang bertanggung jawab untuk menetapkan suku bunga acuan untuk transaksi pinjam-meminjam di pasar Federal Funds ini adalah Federal Open Market Committee (FOCM), sebuah sistem pusat di badan kebijakan moneter The Fed. 

FOCM tidak dapat memaksa institusi keuangan untuk menggunakan suku bunga yang ajeg, sehingga suku bunga acuan The Fed berlaku sebagai acuan semata. Besaran bunga transaksi pinjam-meminjam dana cadangan ini pun diputuskan oleh dua belah pihak yang bersangkutan, namun dengan acuan dari FFR. 

Dari suku bunga acuan yang berlaku di pasar Federal Funds itulah, sektor perbankan di Amerika Serikat lantas menggunakan suku bunga acuan tersebut untuk semua suku bunga jangka pendek. 

Pada akhirnya, suku bunga acuan The Fed juga mempengaruhi penetapan tingkat bunga deposito, kredit, hipotik, dan sebagainya. Makin tinggi suku bunga acuan The Fed, makin tinggi juga semua jenis bunga perbankan di Amerika dan sebaliknya. 

Oleh sebab itu, FFR merupakan salah satu suku bunga paling penting di Amerika Serikat. Karena penetapan dan pemberlakuannya mempengaruhi kondisi keuangan dan moneter AS, yang pada akhirnya juga mempengaruhi minat investasi, inflasi, pertumbuhan ekonomi, bahkan tingkat pengangguran di negara tersebut. 

Secara langsung, suku bunga acuan The Fed yang rendah membuat uang bernilai murah, karena dana cadangan yang dipinjam sebagai modal usaha bagi pihak peminjam itu bunganya rendah. 

Tingkat FFR yang rendah juga membuat investasi di negara-negara berkembang jadi lebih menarik, sebaliknya jika suku bunga acuan The Fed tinggi, maka investasi di luar AS jadi kurang menarik. 

Pada 2017, New York Times menuliskan bahwa pemberlakuan suku bunga The Fed yang rendah dalam periode yang panjang sejak 2009 telah mendongkrak peningkatan investasi di negara-negara berkembang. 

Dengan pengaruh yang demikian besar, tak mengherankan jika negara-negara lain dan bursa efek di seluruh dunia pun menyorot pernyataan dari FOCM untuk memprediksi keputusan suku bunga acuan. 

Sebab pasar saham, para investor, dan institusi keuangan akan dengan cepat merespon kebijakan suku bunga acuan ini untuk menentukan langkah dan proyeksi ekonomi dan bisnis. 

Demikianlah penjelasan tentang suku bunga acuan The Fed. (NKK)

www.idxchannel.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.idxchannel.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com