Ada Ancaman Resesi, WTO Pangkas Proyeksi Perdagangan Tahun Depan

Jakarta, CNN Indonesia

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan global pada tahun depan, seiring dengan ancaman resesi global.

Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala memperkirakan perdagangan global hanya tumbuh 1 persen pada 2023 nanti. Angka ini lebih kecil dibanding proyeksi April lalu sebesar 3,4 persen.

“Gambaran untuk tahun 2023 telah sangat gelap,” kata Okonjo-Iweala seperti dikutip dari CNA, Rabu (5/10).

WTO menyebutkan perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada kenaikan harga energi diperkirakan menekan pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan biaya produksi negara-negara Eropa.

Gejolak ekonomi global juga disulut oleh pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (The Fed) yang mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dari 2,25-2,5 persen menjadi 3-3,25 persen pada September 2022.

Tercatat, selama tahun ini bank sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan 75 bps sebanyak tiga kali berturut-turut.

Suku bunga acuan AS tembus ke level tertinggi sejak krisis keuangan global pada 2008 silam. Hal ini sekaligus kebijakan terberat The Fed sejak 1980 dalam melawan inflasi yang melonjak beberapa waktu terakhir.

Menurut Okonjo-Iweala, hal itu memukul berbagai macam sektor, mulai dari cicilan perumahan, kendaraan bermotor, hingga investasi.

Di sisi lain, perekonomian global juga kian bergejolak karena China juga masih bergulat dengan pandemi covid-19. Hal ini menyebabkan perlambatan ekonomi di negara tersebut.

Sementara, China sendiri merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Karenanya, perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu bisa menjalar ke negara mitra.

Tidak hanya itu, WTO juga mencatat kenaikan harga energi, makanan, dan pupuk berisiko menimbulkan kelangkaan makanan dan tekanan utang negara-negara berkembang.

“Sekarang kita harus menghadapi apa yang tampak seperti resesi yang akan datang,” imbuh Okonjo-Iweala.

Bahkan, sambungnya, jika keadaan kian memburuk, ia memprediksi pertumbuhan perdagangan tahun depan malah bisa minus 2,8 persen.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/bir)


www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com