5 Dampak Ancaman Reflasi Dunia yang Harus Diwaspadai RI

Jakarta, CNN Indonesia

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan dunia saat ini dihadapkan dengan ancaman reflasi atau kondisi di mana pertumbuhan ekonomi negatif dibarengi dengan inflasi tinggi.

“Sekarang ada risiko resflasi, risiko resesi dan tingginya inflasi,” kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (21/11).

Indonesia memang masih jauh dari kata reflasi, karena pertumbuhan ekonomi yang solid dengan tumbuh di atas 5 persen. Inflasi, meski tinggi namun masih lebih baik dibandingkan lonjakan di banyak negara lainnya.

Walau demikian, reflasi yang membayangi perekonomian negara maju memberikan dampak yang besar bagi Indonesia. Setidaknya dampak reflasi ini bisa dilihat dari lima jalur ke perekonomian Indonesia.

1. Perdagangan

Peneliti Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky berkata dampak yang bakal langsung terlihat jika terjadi reflasi adalah ke sisi perdagangan. Apalagi, salah satu negara yang dikhawatirkan mengalami reflasi adalah China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.

China memegang porsi impor sebanyak 30 persen dan ekspor 20 persen dari porsi pangsa perdagangan Indonesia. Sehingga, jika China mengalami reflasi, maka kemungkinan ekonomi RI akan terganggu.

“Kita tahu belakangan ini China melakukan beberapa kebijakan yang membuat potensi disrupsi rantai perdagangan global sangat besar, dan mengingat China sebagai salah satu partner dagang utama Indonesia baik untuk impor maupun ekspor, tentu ini akan memukul sisi perekonomian Indonesia,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).

2. Investasi

Dampak lainnya dari reflasi adalah ke sisi investasi. Riefky menilai jika perekonomian global terganggu, maka kinerja investasi Indonesia ikut terdampak. Utamanya dari penanam modal asing (PMA) yang bisa lebih rendah dari saat ini.

“Investasi juga tampaknya akan menurun ke depannya karena mengingat kondisi global lebih bergejolak dan juga rezim suku bunga global,” imbuhnya.

3. Finansial

Selanjutnya dampak lain yang bisa timbul melalui jalur keuangan. Perekonomian negara mitra dagang yang melambat akan membuat dana asing keluar dari Indonesia makin tinggi, sehingga memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah.

“Jadi dari jalur finansial ini nilai tukar juga kalau ekonomi global melambat. Lalu kemudian terjadi arus outflow dari Indonesia misalnya, tentu akan membuat depresiasi. Nah ini membuat nilai impor kita semakin mahal, dan ini juga berdampak ke ekonomi Indonesia ke depannya,” jelas Riefky.

[Gambas:Video CNN]

4. Inflasi

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berkata dengan biaya impor yang mahal, maka harga-harga barang yang dijual di Indonesia akan makin tinggi juga. Ini tentu akan membuat inflasi lebih melonjak dari saat ini.

“Jadi yang terjadi di China misalnya itu akan merembet ke kenaikan inflasi dari sisi bahan baku, biaya operasional, harga pangan juga bisa naik. Sementara dari permintaan ekspornya lesu,” kata Bhima.

5. Kemiskinan dan Pengangguran

Selain itu, dampak lainnya dari reflasi ke Indonesia adalah meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan bisa lebih banyak karena daya beli masyarakat yang turun akibat kenaikan harga barang.

“Imbasnya tingkat pengangguran bisa meningkat, angka kemiskinan juga meningkat dan Indonesia bisa sulit kembali lagi, misalnya, menjadi negara berpendapatan menengah atas. Kita mungkin akan terjebak di jangka panjang ke pertumbuhan ekonomi rendah dan recovery-nya butuh waktu yang sangat lama,” pungkas Bhima.

(ldy/agt)


www.cnnindonesia.com Adalah Provider Penyedia Berita ini dengan Sumber Link Berita Asli

Semua Copyright dari Berita dimiliki oleh www.cnnindonesia.com & Untuk Request penghapusan berita & sumber dapat melalui admin@obligasi.com